Senin, 11 Februari 2013


PENDIDIKAN KELUARGA
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
TAFSIR HADITS TARBAWI
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2012/2013


Di susun oleh:
Amelia Nofianti
Harun Ismail
Khusnul Ali.M
Rina hidayati

Dosen pengampu : Waris, S.Ag
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL HUDA AL-AZHAR
STAIMA CITANGKOLO KOTA BANJAR 2013

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah TAFSIR HADITS TARBAWI yang berjudul “ PENDIDIKAN KELUARGA “.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua serta masyarakat dan bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin.


Cipari, 27 januari 20013

penyusun











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................
A. Pengertian Pendidikan Keluarga .............................................................................................
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga…………………………………..
C. Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga .................................................................................
D. Strategi Pendidikan Keluarga ................................................................................................ ..
BAB III KESIMPULAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slamento ( 1990 : 56 ) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang maksimal, Imemiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan keluarga ?
2. Apakah tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana pentingnya pendidikan keluarga ?
4. Bagaimana strategi pendidikan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan nakalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan keluarga.
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan keluarga.
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.
2. Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?” tampaknya
ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
C. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001) mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan keterampilan dasar manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar penyangga terbentuknya civil society.
Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang. Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan perkembangan daya nalar anak.
D. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous ( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan sarana / alat
pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
a. Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b. Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c. Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d. Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memlihara, mendidik dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi edukatif; (2) Fungsi Sosialisasi; (3) Fungsi Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5) Fungsi Religius; (6) Fungsi Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi; (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Sedangkan menurut Popov dkk (1997) dapat berperan sebagai :
a. Educator
b. Autority
c. Guide
d. Konselor


DAFTAR PUSTAKA


Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat

Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat. Untuk kalangan sendiri.

Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.
















PENDIDIKAN KELUARGA
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
TAFSIR HADITS TARBAWI
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2012/2013


Di susun oleh:
Amelia Nofianti
Harun Ismail
Khusnul Ali.M
Rina hidayati

Dosen pengampu : Waris, S.Ag
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL HUDA AL-AZHAR
STAIMA CITANGKOLO KOTA BANJAR 2013

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah TAFSIR HADITS TARBAWI yang berjudul “ PENDIDIKAN KELUARGA “.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua serta masyarakat dan bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin.


Cipari, 27 januari 20013

penyusun











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................
A. Pengertian Pendidikan Keluarga .............................................................................................
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga…………………………………..
C. Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga .................................................................................
D. Strategi Pendidikan Keluarga ................................................................................................ ..
BAB III KESIMPULAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slamento ( 1990 : 56 ) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang maksimal, Imemiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan keluarga ?
2. Apakah tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana pentingnya pendidikan keluarga ?
4. Bagaimana strategi pendidikan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan nakalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan keluarga.
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan keluarga.
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.
2. Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?” tampaknya
ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
C. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001) mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan keterampilan dasar manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar penyangga terbentuknya civil society.
Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang. Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan perkembangan daya nalar anak.
D. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous ( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan sarana / alat
pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
a. Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b. Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c. Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d. Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memlihara, mendidik dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi edukatif; (2) Fungsi Sosialisasi; (3) Fungsi Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5) Fungsi Religius; (6) Fungsi Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi; (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Sedangkan menurut Popov dkk (1997) dapat berperan sebagai :
a. Educator
b. Autority
c. Guide
d. Konselor


DAFTAR PUSTAKA


Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat

Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat. Untuk kalangan sendiri.

Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.















PENDIDIKAN KELUARGA Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah TAFSIR HADITS TARBAWI SEMESTER III

PENDIDIKAN KELUARGA
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
TAFSIR HADITS TARBAWI
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2012/2013


Di susun oleh:
Amelia Nofianti
Harun Ismail
Khusnul Ali.M
Rina hidayati

Dosen pengampu : Waris, S.Ag
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAKHUL HUDA AL-AZHAR
STAIMA CITANGKOLO KOTA BANJAR 2013

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah TAFSIR HADITS TARBAWI yang berjudul “ PENDIDIKAN KELUARGA “.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua serta masyarakat dan bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin.


Cipari, 27 januari 20013

penyusun











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................
A. Pengertian Pendidikan Keluarga .............................................................................................
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga…………………………………..
C. Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga .................................................................................
D. Strategi Pendidikan Keluarga ................................................................................................ ..
BAB III KESIMPULAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slamento ( 1990 : 56 ) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang maksimal, Imemiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan keluarga ?
2. Apakah tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana pentingnya pendidikan keluarga ?
4. Bagaimana strategi pendidikan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan nakalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan keluarga.
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan keluarga.
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.
2. Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?” tampaknya
ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
C. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001) mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan keterampilan dasar manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar penyangga terbentuknya civil society.
Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang. Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan perkembangan daya nalar anak.
D. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous ( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan sarana / alat
pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
a. Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b. Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c. Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d. Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memlihara, mendidik dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi edukatif; (2) Fungsi Sosialisasi; (3) Fungsi Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5) Fungsi Religius; (6) Fungsi Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi; (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Sedangkan menurut Popov dkk (1997) dapat berperan sebagai :
a. Educator
b. Autority
c. Guide
d. Konselor


DAFTAR PUSTAKA


Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat

Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat. Untuk kalangan sendiri.

Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.















Sampaikanlah kpd para wanita...

Sampaikanlah kpd para wanita... 1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali. 2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh. 3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat. 4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. 5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya. 6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad 7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba. 8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat. 9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut. 10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. 11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya. 13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah. 14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka. 15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. 16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari. 17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji. 18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid. 19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat. 20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya. 21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa. 22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak. 23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga. 24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat. Hadis nabi mengenai wanita: Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". Wallahua'lam.. Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu. http://wahyualinursalim.blogspot.com/

Sampaikanlah kpd para wanita...

Sampaikanlah kpd para wanita... 1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali. 2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh. 3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat. 4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. 5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya. 6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad 7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba. 8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat. 9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut. 10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. 11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya. 13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah. 14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka. 15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. 16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari. 17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji. 18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid. 19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat. 20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya. 21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa. 22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak. 23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga. 24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat. Hadis nabi mengenai wanita: Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". Wallahua'lam.. Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu. http://wahyualinursalim.blogspot.com/

Sampaikanlah kpd para wanita...

Sampaikanlah kpd para wanita... 1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali. 2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh. 3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat. 4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. 5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya. 6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad 7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba. 8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat. 9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut. 10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. 11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya. 13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah. 14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka. 15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. 16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari. 17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji. 18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid. 19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat. 20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya. 21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa. 22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak. 23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga. 24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat. Hadis nabi mengenai wanita: Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". Wallahua'lam.. Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu. http://wahyualinursalim.blogspot.com/

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Sampaikanlah kpd para wanita... 1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali. 2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh. 3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat. 4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. 5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya. 6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad 7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba. 8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat. 9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut. 10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat. 11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya. 13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah. 14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka. 15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. 16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari. 17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji. 18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid. 19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat. 20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya. 21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa. 22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak. 23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga. 24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat. Hadis nabi mengenai wanita: Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia". Wallahua'lam.. Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu. http://wahyualinursalim.blogspot.com/

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita

Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.
Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.
Permasalahan Seputar Kecantikan Wanita Film-film kartun Walt Disney, seperti Cinderella dan Putri Salju misalnya, adalah dongeng-dongeng terkenal yang digemari anak-anak di seluruh dunia. Sebenarnya, kalau kita telaah lebih jauh, dongeng-dongeng itu nyaris mempunyai misi yang sama. Ambil contoh cerita Cinderella, awalnya dia seorang anak tiri yang tugasnya membersihkan rumah, yang pakainnya kumal, lusuh dan sobek-sobek, tapi dia sangat cantik. Suatu hari pangeran mengadakan sayembara untuk mencari permaisuri. Tiba-tiba keberuntungan menghampirinya, ia bertemu peri yang memberinya pakaian indah untuk digunakan saat pesta. Akhirnya pangeran memilihnya menjadi permaisuri. Atau dongeng Putri salju. Menurut cermin ajaib, ia wanita tercantik di seluruh kerajaan. Karena itu, ratu membuangnya ke hutan. Tapi, nasib baik mengiringinya, ia dinikahi pangeran tampan yang tersesat di hutan itu. Begitu banyak dongeng anak yang terkenal di seluruh dunia yang misinya tak lain hanya membuat anak-anak perempuan kita menjadi pecinta dunia kelak setelah mereka dewasa. Disadari atau tidak oleh para orang tua, tak sedikit dari anak-anak perempuan mereka yang bercita-cita menjadi orang yang cantik, kaya, dan hidup bermewah-mewah bak Cinderella, Putri Salju atau figur kartun lainnya. Sungguh, realita yang benar-benar memprihatinkan. Bahkan, tokoh kartun seperti Tom and Jery sangat efektif membuat anak-anak kita menjadi orang yang pendendam, licik, jahat, brutal, sadis, dan tak mempunyai kepekaan terhadap sesama. Oleh karena itu, jika sensor acara TV tak optimal, maka salah satu solusinya adalah para orang tualah yang harus mendampingi atau mencarikan pendamping saat anak menonton TV. Anak-anak adalah bahan baku sumber daya manusia negeri ini. Mau tidak mau, merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, yang harus berfikir bagaimana negeri ini keluar dari krisis. Ironis sekali bila mereka terbentuk karekternya oleh hiburan-hiburan yang tak membuatnya menjadi lebih baik moral dan akhlaknya, juga tak membuat berkembang kemampuan intelektualnya. Tak berhenti hanya pada dongeng anak atau cerita kartun, tapi telenovela atau sinetron pun tak kalah gigihnya mempengaruhi para remaja dan ibu-ibu untuk hidup konsumtif dan bermewah-mewah. Kalau kita cermati, tak sedikit yang garis besar ceritanya menuturkan tentang seorang wanita yang hidup menderita, tapi karena kecantikannya, ia dinikahi laki-laki kaya dan tampan. Berkaitan dengan para wanita termasuk para muslimah, dampak dari dongeng-dongeng itu mengakibatkan sebagian dari mereka beranggapan bahwa alat ukur kemuliaan bagi wanita adalah kecantikan. Karenanya, betapa banyak para wanita yang mengisi hari-harinya hanya untuk berdandan. Merawat diri seperti creambath, facial, atau mandi lulur, semua itu baik sekali, sebagai rasa syukur atas apa yang Alloh karuniakan pada kita. Tapi tak lantas menjadikan kita menganggap seolah hanya kecantikanlah yang menentukan derajat kemuliaan seorang wanita. Akibatnya, tak jarang para wanita yang bersaing dengan teman-temannya hanya sekadar untuk urusan model pakaian, sepatu, tas, rambut, ataupun tata rias. Bahkan ada juga yang sampai saling mendengki dan bermusuhan hanya karena masalah mode dan kecantikan. Sayangnya, tak banyak para wanita yang bersaing dalam hal yang bersifat produktif atau prestatif. Bagaimana cara menguji diri kita apakah kita menganggap bahwa kecantikan itu alat ukur kemuliaan atau bukan? Mudah, caranya adalah apakah kita mendengki terhadap orang yang cantik atau tidak. Bila kita merasa sakit hati, iri, dan dengki melihat wanita cantik, itu pertanda bahwa jiwa kita telah tertipu, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah dongeng-dongeng yang kita tonton waktu kecil. Padahal, yang membedakan derajat sesorang disisi Alloh hanyalah ketakwaannya, bukan kecantikannya. Tak mungkin hanya karena seorang wanita kurang cantik maka ia tak layak masuk sorga-Nya. Begitupun sebaliknya, belum tentu seorang wanita yang cantik dijamin akan selamat bila tak bertakwa. Kecantikan itu hanyalah rahmat dan karunia Alloh yang harus kita syukuri. Kemuliaan seorang wanita bisa diukur misalnya dari kemampuannya membuktikan kehambaannya kepada Alloh, keberhasilannnya mendidik putra-putrinya menjadi orang-orang yang shaleh, kemampuannya memperlakukan suaminya dengan baik, keberhasilannya menjadikan rumah tangga yang berkah yang disukai Alloh atau perjuangannya membimbing para muslimah, kaum wanita, dan umat menuju jalan Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mengampuni kelalaian kita dalam menyikapi karunia yang Ia berikan pada kita. Mudah-mudahan, akan segera hadir cerita-cerita anak yang bisa membentuk generasi penerus kita menjadi pribadi yang berakhlak baik. Wallohu'alam.

Saatnya Menjadi Muslimah Berprestasi


Saatnya Menjadi Muslimah Berprestasi

Makna prestasi bagi kalangan muslimah terlebih yang telah berpredikat ibu rumah tangga adalah bukan dia harus jadi juara dalam sebuah perlombaan. Lebih tepatnya ia harus bisa menjadi pelopor dalam perbaikan bagi lingkungannya. Seorang muslimah tidak harus selalu bekerja di luar rumah untuk meraih prestasi tetapi juga tidak hanya di dalam rumah saja. Wanita-wanita Islami yang potensial seyogyanya pandai memanfaatkan dan mengembangkan ilmu yang diperolehnya. Bila ia seorang ‘tukang insinyur’ ataupun lulusan tehnik akan lebih bermanfaat dan berprestasi kalau saja ilmu-ilmu yang dimilikinya tadi mampu menghantarkannya membuka sebuah home industri, misalnya. Sehingga dengan ilmu apa saja, seorang muslimah mampu berkarya, mampu mengamalkan ilmu yang dipelajarinya bertahun-tahun di bangku sekolah atau perguruan tinggi sebagai bekal dakwah di masyarakat. Tidak seperti sekarang yang rata-rata muslimah kita beramai-ramai menjadi pengajar TPA, padahal Sarjana Kehutanan. Atau merasa cukup puas hanya berpredikat ibu dari 4 anak-anaknya.
Selain itu pula hendaknya prestasi muslimah akan lebih terarah bila terspesialisasi. Ibu-ibu akan lebih optimal dalam perannya bila punya keahlian khusus. Ibu A pandai memasak, ibu B pandai merias pengantin, ibu C menulis, ibu D berkebun, dan seterusnya. Sehingga dengan keahlian khusus ini ladang dakwah lebih tergarap maksimal.
Bagaimana Menjadi Agen Perubah yang Handal
Menjadi perintis, pelopor atau istilah kerennya ‘Agen Perubah’ dalam masyarakat dituntut memiliki beberapa hal antara lain:
1. Selalu berpikir positif dan pede (percaya diri)
Selalu berpikir positif kepada Allah, diri sendiri dan orang lain. Yakinlah bahwa Allah memberi kita semua nikmat dan kemudahan sekaligus kesulitan adalah dalam kerangka sejauhmana kita telah pandai mensyukuri nikmat-Nya dengan memanfaatkannya, tidak saja untuk diri sendiri tapi juga untuk masyarakat luas. Allah menciptakan kita dengan kepribadian, kualitas bakat dan intelektual adalah dengan maksud. Semua itu modal dasar bagi kita untuk berbuat. Termasuk cara pandang kita terhadap orang lain. Pandanglah orang lain dari sisi positifnya dan menerima sisi negatif sebagai pelajaran bagi kita. Dengan selalu ber-‘positif thinking’ seperti ini Insya Allah 'Pede' (percaya diri) akan timbul. Ibu A yang anaknya 5 saja masih bisa aktif di lembaga dakwah, koq kita yang baru punya 1 anak repotnya ngalah-ngalahin ibu A. Malu, ah..
2. Berkepribadian pantang menyerah
Sebagai pelopor dan penggerak, pasti akan menghadapi tantangan, baik dari kalangan keluarga, tetangga, tokoh masyarakat, dan lain-lainnya. Dengan berbagai hambatan tadi kita dituntut selalu bersemangat, tidak loyo, tidak mudah patah semangat. Semakin mantap kita bersikap saat kesulitan menerpa kita menunjukkan sikap hidup yang matang. Keyakinan akan janji dan jaminan Allah akan datangnya kemudahan setelah kesulitan mampu melahirkan kepribadian pantang menyerah (lihat QS. An Nasyrah : 5-6).
3. Memulai dari diri sendiri
Menyeru kepada orang akan lebih didengar dan diikuti apabila kitanya telah mengamalkan-nya. Selain masyarakat lebih tergerak karena tauladan kita, Allah pun memerintahkan demikian (lihat QS. Ash Shaff : 4).
4. Memelihara motivasi awal
Segala kesibukan kita menjadi muslimah berguna dan berkarya di masyarakat hendaknya dilandasi dengan niat yang lurus dan bersih. Semata-mata untuk mencari ridho Allah. Bukan untuk mencari penghargaan, sanjungan atau apa saja yang sifatnya duniawi. Akan lebih indah dan bermakna bila niatnya untuk ibadah sehingga kelelahan, kepenatan karena aktifitas itu tidak melahirkan kejenuhan yang berarti yang bahkan bisa-bisa membuat kita menarik diri dari medan dakwah tadi. Dengan motivasi/niat yang teguh segala tantangan apa pun bentuk dan rupanya tidak menyurutkan langkah bahkan semakin memberikan energi bagi ‘si penggerak’.
Merekalah Muslimah Berprestasi
Sekelumit profil berikut ini kiranya bisa dijadikan teladan bagi sekalian ibu-ibu, betapa seharusnya muslimah berbuat.
* Sumarti M. Thohir, ibu rumah tangga dengan aktifitas dalam masyarakat sebagai Redaktur Pelaksana Majalah “Aku Anak Shaleh”.
Mempunyai pandangan bahwa sebagai hamba Allah dengan usia yang tidak begitu panjang tanpa prestasi dihadapan Allah adalah sangat menyedihkan. Prestasi yang dimaksud, seorang muslimah selain sebagai ibu rumah tangga hendaknya memaksimalkan potensi ilmu, pikiran, tenaga dan waktu yang ada. Hendaknya tidak cukup puas dengan prestasi sebagai ibu rumah tangga. Muslimah haruslah juga menghasilkan ‘sesuatu’ yang berguna bagi masyarakatnya (Dikutip dari Ummi, Edisi Feb-Mar 2002).
* Asma Nadia, ibu rumah tangga dengan 2 anak. Penulis novel dan cerpen Islami, Ketua III Forum Lingkar Pena Nasional.
Menurutnya, muslimah dalam hidupnya hendaknya mengibaratkan dirinya sebagai sebuah kristal. Artinya, muslimah sebaiknya mampu berbuat dengan sebaik-baiknya dalam berbagai sisi dengan masing-masing sisi bernilai baik. Sebagai istri pelayanannya kepada suami memuaskan. Sebagai ibu bagi anak-anaknya, dia perhatian. Dan sebagai pekerja, prestasi kerjanya bagus dan sebagai apa saja muslimah itu menekuninya dengan kesungguhan yang luar biasa. Sebagaimana kristal yang dalam setiap sisinya memantulkan cahaya sama indahnya (Hasil wawancara Humaira saat GBSM 2 di Samarinda).
* Anaway Irianti Mansur, istri ust. M. Anis Matta, ibu rumah tangga dengan 6 anak. Aktif dalam sebuah partai Islam bidang Pemberdayaan Peran Publik Perempuan dan di Yayasan Ibu Bahagia.
Menganggap aktifitasnya ini sebagai bahan untuk pengembangan diri, sebagai bukti bahwa ‘kita orang baik’ karena interaksi kita dengan segala lapisan masyarakat dan medan dakwah untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan. Dengan beraktifitas menuntutnya harus pandai mensiasati waktu dan kegiatan di dalam – di luar rumah. Sehingga dinamika di luar rumah tidak berakibat terlupanya anak-anak dan keluarga (Dikutip dari Tabloid MQ edisi Januari 2002).
* Nena Herlina, ibu rumah tangga dengan 7 anak, aktif sebagai pembina di berbagai kelompok pengajian (dari kalangan ibu-ibu, remaja hingga pembantu rumah tangga), Kepala TK Islam Terpadu Uswatun Hasanah.
Menuturkan bahwa sejak menikah, telah sepakat untuk menjadikan dakwah seabgai prioritas. Dengan 7 anak tanpa pembantu di rumah membuat suaminya tidak segan-segan ambil bagian pula dengan urusan rumah tangga. Kegigihannya dalam aktifitas dakwah membina jama’ah pengajiannya di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga sampai-sampai harus melahirkan akannya yang ke-7 saat pengajian mampu membuat orang terkagum-kagum dan menghantarkannya sebagai peraih Ummi Award tahun 2002 ini (Dikutip dari Ummi Edisi 2002).
Dari beberapa profil di atas tergambarkan betapa cantiknya seorang muslimah yang hidupnya berguna bagi orang banyak. Selain untuk anak, suami dan keluarga ia masih mampu dan mau mencurahkan dengan maksimal apa-apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Anugerah sehat, kuat dan kelapangan waktu.
Seandainya suami ibu-ibu mempunyai pandangan seperti halnya Ust. Anis Matta yang sangat mendukung segala aktivitas istrinya, apakah ibu-ibu akan meraih kesempatan ini ? Atau seandainya suami ibu-ibu punya pandangan lain dari apa yanag kita bahas saat ini, apa yang akan ibu lakukan ? Jawabannya hanya ibu yang tau. (by Ummu TQ)