HUBUNGAN ILMU DENGAN AGAMA
Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak
ilmunya apabila tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa
kemaslahatan umat, sebagai contoh negara- negara maju yang sangat gigih
mendalami ilmu dan teknologi, tetapi sering menjadi sumber pemicu terjadinya
peperangan, begitupun juga orang yang sangat sibuk dengan belajar agama ,tetapitidak
mau menggali ilmu dan pengetahuan alam disekitar kita , maka akan mengalami
kemunduran , sedangkan untuk mencapai kebahgiaaan akhirat haruslah banyak
berbut/beribadah dalam hal untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila semua umat
berkutik di ritualitas saja, ini adalah suatu pertanyaan gambaran yang
menyedihkan.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untuk
agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya.
Pengetahuan dan kebenaran agama yang berisikan kepercayaan dan nilai- nilai
dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan
hidup manusia, dan sampai kepada prilaku manuisitu sendiri. Dalam agama
sekurang – kurangnya ada empat ciri yang dapat kita kemukakan, yaitu :
Adanya kepercayaan terhadap yang gaib, kudus, dan maha agung, dan
pencipta alam semesta (Tuhan) Melakukam hubungan dengan hal- hal diatas,dengan
berbagai cara. Seperti dengan mengadakan acara – acara ritual, pemujaan,
pengabdian, dan, doa.
Adanya uatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan rtidak langsung kepada seluruh umat manusia, melainkan kepada Nabi – nabi dan rasulnya. Maka menurut ajaran islam adanya rosul dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama.
Adanya uatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan rtidak langsung kepada seluruh umat manusia, melainkan kepada Nabi – nabi dan rasulnya. Maka menurut ajaran islam adanya rosul dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama.
Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan
keterlibatan pribadi, walaupun kita dapat sepakat tidak ada definisi agama yang
dapat diterima secara universal. Kemajuan spritual manusia dapat diukur dengan
tinggi nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek yang ia sembah.
Seorang yang religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap
zat yang ia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.
Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja
tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini
kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang
dianutnya, oleh karena i-tu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat
wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu mana yang benar.
Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama
membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu
diterima dengan logika.
Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik
menarik dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama
atau sama-sama kerja, terkadang saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat,
agama memandang ilmu sebagai sesat, sebaliknya ilmu memandang perilaku
keagamaan sebagai kedunguan.
Belakangan fenomena menunjukkan bahwa kepongahan ilmu tumbang di depan
keagungan spiritualitas, sehinga bukan saja tidak bertengkar tetapi antara
keduanya terjadi perkawinan. Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri
mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin itu diukur dari agamanya,
kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya. Ketika
nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap
menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik yaitu sekuat mungkin jangan
marah.
Agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang sama.
Kedua-duanya terdiri dari subjek-subjek yang serupa dan sama-sama melaporkan
prinsip-prinsip tertinggi wujud. Keduanya juga melaporkan tujuan puncak yang
diciptakan demi manusia yaitu kebahagiaan tertinggi. Filsafat memberikan
laporan berdasarkan persepsi intelektual. Sedangkan agama memaparkan laporannya
berdasarkan imajinasi. Dalam setiap hal yang didemonstrasikan oleh filsafat,
agama memakai metode-metode persuasivfe untuk menjelaskannya.
Agama berusaha membawa tiruan-tiruan kebenaran filosofis sedekat
mungkin dengan esensi mereka. Filsafat dan agama merupakan pendekatan mendasar
menuju pada kebenaran. Filsafat dapat digambarkan sebagai ilmu tentang realitas
yang didasarkan atas metode demonstrasi yang meyakinkan, suatu metode yang
merupakan gabungan dari intuisi intelektual dan putusan logis yang pasti.
Berdasarkan alasan ini, filsafat lantas disebut sebagai ilmu dari segala ilmu,
induk dari segala ilmu, kebijaksanaan dari segala kebijaksanaan, dan seni dari
segala seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar